Masjid Baiturrahim adalah salah
satu masjid bersejarah di provinsi Aceh ,
Indonesia .
Masjid yang berlokasi di Ulee Lheue, kecamatan Meuraksa, Banda Aceh ini
merupakan peninggalan Sultan Aceh pada abad ke-17. Masa itu masjid tersebut
bernama Masjid Jami’ Ulee Lheu.
Pada 1873 ketika Masjid Raya Baiturrahman
dibakar Belanda, semua jamaah masjid terpaksa melakukan salat Jumat di Ulee
Lheue. Dan sejak saat itu namanya menjadi Masjid Baiturrahim. Sejak berdirinya
hingga sekarang masjid ini sudah mengalami beberapa kali renovasi. Awalnya masjid
dibangun dengan rekonstruksi seutuhnya terbuat dari kayu, dengan bentuk
sederhana dan letaknya berada di samping lokasi masjid yang sekarang. Karena
terbuat dari kayu, bangunan masjid tidak bertahan lama karena lapuk sehingga
harus dirobohkan. Pada 1922 masjid dibangun dengan material permanen oleh
Pemerintah Hindia Belanda dengan
Berdasarkan catatan sejarah,
pada tahun 1983 Banda Aceh pernah diguncang gempa dahsyat dan meruntuhkan kubah
masjid. Setelah itu masyarakat membangun kembali masjid namun tidak lagi
memasang kubah, hanya atap biasa. Sepuluh tahun kemudian, dilakukanlah renovasi
besar-besaran terhadap bangunan masjid, hanya dengan menyisakan bangunan asli
di bagian depan pascagempa 1983. Selebihnya 60 persen merupakan bangunan baru.
Sampai sekarang bangunan asli masjid masih terlihat kokoh di bagian depannya. Pada
26 Desember 2004, gempa bumi yang disusul terjangan tsunami meratakan seluruh
bangunan di sekitar masjid dan satu-satunya bangunan yang tersisa dan selamat
adalah Masjid Baiturrahim. Kondisi masjid yang terbuat dari batu bata tersebut
hanya rusak sekitar dua puluh persen saja sehingga masyarakat Aceh sangat
mengagumi masjid ini sebagai simbol kebesaran Tuhan. ( id.wikipedia )