Masjid Jami' Adji Amir
Hasanoeddin (EYD: Masjid Jami' Aji Amir Hasanuddin) adalah sebuah masjid
bersejarah yang hingga kini masih berdiri kokoh di Tenggarong, Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur Masjid ini di bangun pada tahun 1874 Oleh Raja
Sultan Sulaiman. Masjid
Jami' Hasanuddin masuk wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara.[2]
Awalnya masjid ini berupa musholla kecil dan dibangun menjadi masjid berukuran
besar pada tahun 1930 pada saat Kerajaan Kutai diperintah oleh Sultan Adji
Mohammad Parikesit (1920-1959).
Pembangunan Masjid Jami'
Adji Amir Hasanuddin tahap pertama dilaksanakan pada saat Kerajaan di perintah
oleh Sultan Sulaiman.[3] dan tahap kedua dilaksanakan oleh cucunya yaitu Sultan
Adji Muhammad Parikesit dan diprakarsai oleh seorang Menteri Kerajaan yang
bernama Adji Amir Hasanoeddin dengan gelar Haji Adji Pangeran Sosronegoro. Nama
menteri inilah yang kemudian di abadikan menjadi nama Masjid ini. Koleksi yang
terdapat dalam mesjid ini adalah Menara Masjid, Tiang Guru, Mimbar masjid, dan
Sudut Mihrab masjid. Bangunan mesjid dirancang permanen bercorak rumah Adat
Kalimantan Timur. Atapnya tumpang tiga dengan puncaknya berupa bentuk limas
segi lima.Pada setiap tingkatan ditandai ventilasi yang jumlahnya
bervariasi,bergantung pada besar kecilnya bangunan. Masjid ini memiliki peran
besar bagi masyarakat Tenggarong dan sekitarnya karena mengandung nilai
historis yang tidak bisa dilupakan begitu saja oleh umat islam, masjid ini
sudah ditetapkan sebagai salah satu masjid yang bersejarah di Indonesia .
Di masjid ini terdapat 16
tiang kayu ulin yang Besar yang mana kayu ini awalnya akan digunakan untuk adat
Ritual Kutai yaitu Menduduskan yaitu pemandian putra Mahkota Yaitu Adji
Punggeuk tapi malah calon raja tersebut meninggal dunia. Akhirnya 16 tiang itu
digunakan untuk proses pembuatan Masjid ini. Ketika subuh peletakan batu
pertama, rakyat langsung bergotong-royong dan membuat Masjid ini tanpa upah,
hanya bermodalkan Iman dan keikhlasan kepada Allah SWT. Dan perlu di ingat
sebelum Masjid ini di Rehab tidak ada ada satu paku pun yang digunakan untuk
Membangun Masjid ini melainkan dengan Kayu itu sendiri. ( id.wikipedia )